Cast :
-Ryu Shena (OC)
-Kim Hanbin (iKON)
-Kim Taehyung (BTS)
-Do Minhee (OC)
Genre : School-life,,fluff
Rating : T-14
~~~
-Ryu Shena (OC)
-Kim Hanbin (iKON)
-Kim Taehyung (BTS)
-Do Minhee (OC)
Genre : School-life,,fluff
Rating : T-14
~~~
Cast :
-Ryu Shena (OC) -Kim Hanbin (iKON) -Kim Taehyung (BTS) -Do Minhee (OC) Genre : School-life,,fluff Rating : T-14 ~~~
0 Comments
Cast :
-Ryu Shena (OC) -Kim Hanbin (iKON) -Kim Taehyung (BTS) -Do Minhee (OC) Genre : School-life,,fluff Rating : T-14 ~~~ "Aku menyukaimu shena-ya" hanbin menatap manik mata shena dengan lembut. Shena terdiam. Ia tak tahu harus berbuat apa dan entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Mulutnya seakan bisu untuk bicara. Tangan hanbin tahu-tahu menggenggam jemari shena lembut. "Aku tahu kau pasti bingung saat ini. Aku tidak memintamu untuk menjawabnya,aku hanya mengungkapkan isi hatiku" "Kumohon jangan membahas taehyung saat kau bersamaku" lanjut hanbin. ㅇ ㅇ ㅇ Drrtt drrttt Ponsel shena bergetar diatas meja belajarnya. Nama hanbin tertera dilayar. Hanbin menelponnya. Namun shena tidak menggubrisnya. Dirinya terdiam didekat jendela. Menatap langit malam yang kosong tanpa bintang malam ini. Melainkan butiran-butiran salju yang turun. "Aku menyukaimu shena-ya" Kalimat hanbin masih terngiang dipikirannya. Shena bahkan belum yakin akan perasaannya pada hanbin. Sudah dua tahun lamanya ia selalu bersama hanbin. Bahkan shena tidak lupa bagaimana awal pertemuannya dengan hanbin dua tahun yang lalu. FLASHBASK Shena berjalan gontai kesebuah supermarket. Kalau bukan karena kakaknya yang sedang sakit,ibunya tidak mungkin menyuruhnya untuk membeli kebutuhan rumah kesupermarket sekarang. Shena sedang sakit. Lebih tepatnya sakit hati. Seminggu yang lalu shena ditinggalkan kekasihnya ke california secara diam-diam. Tanpa ada kata perpisahan dan memutuskan komunikasi begitu saja. Selama seminggu itu juga shena selalu menangis tiap malam. Menatap foto kekasihnya yang terpajang dimeja belajarnya. Matanya selalu sembab. Rambutnya tak terurus. Bahkan makan pun sering terlupakan. Shena mengambil beberapa bungkus mie instan di rak makanan. Kemudian sambil mendorong trolinya,ia berjalan ke rak bagian perlengkapan mandi. Tiba-tiba sebuah troli menabrak trolinya dari samping. Shena menoleh. "Maaf,aku tidak sengaja" ucap seorang pria yang menabrak trolinya. Shena hanya mengangguk kecil lalu kembali memilih sabun yang akan dibelinya. Beruntung belajaan kali ini tidak banyak. Jadi shena tidak perlu susah payah membawanya. Berhubung rumahnya dekat dengan supermarket ini,maka shena tidak perlu memanggil taxi ataupun harus naik bis. Ia hanya perlu berjalan beberapa puluh meter. Tiba-tiba seorang anak kecil berlari melewatinya dengan membawa pedang mainan. Memang agak menyenggol kantung belanjaannya,tapi tidak apa-apa. SRET Suara apa itu? Shena segera melihat kantung belanjaannya. Robek. Bukan robekan kecil. Ini robekan yang besar. Shena panik. Dia harus membawa belanjaannya dengan apa kalau begini? "Aish jinjja-" "Ada yang bisa kubantu?" Tanya seseorang yang berdiri dibelakangnya. Shena menoleh kebelakang. "Kau?" "Kau lagi? Kebetulan sekali" pria yang tadi menabrak shena di supermarket tertawa. Shena mencibir. Seharusnya ia membantu,bukan tertawa. Gumam shena. "Sini kubantu" pria itu tiba-tiba membantu shena membawa barang-barangnya. "Rumahmu di blok mana? Ayo kuantar,kebetulan aku juga lewat sini" ucap pria tersebut. "R-rumahku di blok B-15" jawab shena gugup. Sudah seminggu ia tak bicara pada orang lain. Apalagi pada orang asing. "Benarkah? Aku di blok B-16. Berarti rumah kita tidak terlalu jauh" ucap pria tersebut sambil berjalan. Shena pun mengikutinya. "Namaku hanbin" Shena terkesiap. Pria asing disampingnya sepertinya mudah sekali bergaul. "Siapa namamu?" Tanya hanbin. "A-aku shena" FLASHBACK END Yah. Begitulah awal pertemuannya dengan hanbin. Setelah hari itu,ternyata hanbin menjadi murid pindahan disekolah shena. Sejak itulah mereka akrab. Dan banyak pula yang mengira mereka adalah sepasang kekasih. "Shena! Ada temanmu dibawah" tiba-tiba rena datang membuka pintu kamar shena tanpa mengetuknya. Shena menoleh. "Siapa?" "Teman kecilmu dulu. Tetangga kita dulu,minhee" balas rena malas. Shena berpikir sejenak. Memutar kembali memorinya ke masa kecilnya. "Min-minhee do minhee!" Pekik shena ketika otaknya mengingat kawan masa kecilnya yang bernama minhee. Shena langsung melesat turun kebawah menemui minhee. "Do minhee?" Panggil shena ragu saat melihat seorang yeoja dengan rambut sebahu bergelombang duduk disofa. Gadis itu menoleh. Lalu tersenyum. "Shena-ya" Shena duduk disalah satu sofa. Lalu menatap gadis didepannya lekat. "Apa kau benar minhee?" "Tentu saja shena. Ini aku minhee" minhee terkekeh geli melihat shena yang masih tak percaya. "Wah,kau sudah sangat cantik minhee-ya" ucap shena. "Benarkah? Kau juga sangat cantik shena-ya" balas minhee. "Bagaimana di california?" Tanya shena. "Disana sangat modern. Dan sedikit padat" Shena mengangguk. "Sudah berapa tahun kita tidak bertemu ya?" Minhee menghitung dengan jarinya. "Sepertinya sudah 8 tahun" "Lama sekali" shena terkekeh. "Jadi kenapa kau kembali kesini minhee?" Minhee terkesiap. "Aku...menyusul cinta pertamaku" Mata shena membulat. "C-cinta pertama?" Minhee mengangguk malu. "Kau yakin?" "Tentu saja. Aku sangat mencintainya. Dua minggu yang lalu dia pulang ke korea. Maka dari itu aku ingin menyusulnya" jelas minhee. "Tapi kau belum ada hubungan dengannya?" Tanya shena. "Aku sempat menjadi kekasihnya selama 5 bulan. Lalu kami putus karena dia belum bisa melupakan cinta pertamanya" jawab minhee lirih. Shena mengangguk paham. "Akan kubantu kau mencari cintamu minhee-ya" "Benarkah?" "Tentu" "Terima kasih shena-ya" ㅇ ㅇ ㅇ Shena menatap keluar jendela kelas. Melihat beberapa murid laki-laki yang tengah bermain sepakbola. Matanya terfokus pada salah satu dari mereka. Kim hanbin. Pernyataan hanbin masih menetap dipikirannya. "Hei shena!" Seseorang menepuk bahu shena. Shena terkesiap. Lalu menoleh. Yein tengah tersenyum disampingnya. "Kau kenapa? Daritadi kulihat kau melamun" tanya yein. "Ah tidak apa-apa" jawab shena tersenyum kecil. "Kau sedang melihat apa sih?" Tahu-tahu yein memajukan badannya ke dekat jendela. Melihat keluar apa yang mencuri perhatian shena selama beberapa menit yang lalu. "Yein-a kau ini-" "Kau sedang melihat hanbin sunbae ya?" Tebak yein yang tepat sasaran. Shena menggigit bibir bawahnya. "Tidak-" "Yang benar? Apa kau sudah berpacaran dengannya?" Yein menatap shena intens. "Kau ini apa sih? Ku bilang kan aku tidak berpacaran dengannya" yein mengangguk. "-yah walaupun dia sudah mengungkapkan perasaannya" gumam shena pelan. "Apa?" Yein menoleh. Shena lantas menggeleng cepat. "Tidak,tidak apa-apa" ㅇ ㅇ ㅇ "Jadi kau sudah berhasil menghubungi cinta pertamamu?" Tanya shena pada minhee. Mereka berdua tengah berada disebuah cafe didaerah myeongdong. Tiga hari yang lalu minhee mengajak shena untuk menemui cinta pertamanya. Awalnya shena menolak,karena ia takut hanya akan menjadi pengganggu. Tetapi minhee memaksanya. Minhee mengangguk. "Sudah. Dia bilang akan menemuiku disini hari ini" "Sebaiknya aku pindah tempat saat dia datang" ucap shena. "Tidak perlu-" "Kalian pasti butuh waktu berdua minhee-ya" shena tersenyum. "Tapi- bagaimana jika dia membuatku menangis nanti?" Tanya minhee. "Aku berada tidak jauh darimu minhee-ya" Drrttt drrttt. Ponsel minhee bergetar. Dengan cepat minhee mengangkatnya. "Yeoboseyo? Oppa! Kau sebentar lagi sampai? Baiklah hati hati ya" Minhee menutup telfonnya. "Dia sebentar lagi sampai,kau mau duduk dimana?" Shena menatap sekelilingnya. Mencari tempat yang strategis untuknya. "Disana" Shena pun lantas menuju tempat tak jauh dari tempat minhee. Tak lama kemudian seorang namja masuk kedalam cafe dengan menggunakan masker hitam dan jaket abu-abu. Shena tidak bisa melihat jelas wajahnya. Tapi shena merasa ia mengenali pemilik mata tersebut. "Oppa!" Panggil minhee pada namja tersebut. Dia ternyata cinta pertama minhee,pikir shena. Namja tersebut menghampiri minhee. Minhee segera bangun dari kursinya lalu memeluk namja tersebut. Namja itu tidak membalas pelukan minhee. "Bisakah kau lepaskan aku?" Minhee terkesiap. Lalu melepas pelukannya perlahan. "Maaf,aku terlalu merindukanmu oppa" Cih. Dingin sekali. Cibir shena dalam hati. "Ayo duduk" minhee segera menyuruh namja dihadapannya duduk. "Apa kau menemukan cinta pertamamu oppa?" Tanya minhee kemudian. Namja itu lalu membuka maskernya. "Tentu saja" Seketika nafas shena tercekat. Cinta pertama minhee adalah namja yang paling ia kenal selama ini. "Walaupun aku sakit mendengarnya,tapi aku tetap menyukaimu oppa" lirih minhee. "Lupakan saja aku. Cari namja lain" Suara dering ponsel tiba-tiba berbunyi. Shena terkesiap. Ponselnya yang berdering. Dengan panik ia segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Nama hanbin tertera dilayarnya. Shena semakin panik. Detik berikutnya ia mematikan ponselnya. Shena segera menoleh ketempat minhee,berharap minhee tidak terganggu olehnya. Tidak. Minhee tengah menundukan kepala saat ini. Tapi namja yang bersama minhee,menatap shena dengan terkejut. Shena terdiam. Pandangan matanya bertemu dengan mata namja tersebut. "Shena-ya.." "T-taehyung oppa.." Taehyung adalah cinta pertama minhee selama ini. TO BE CONTINUED Lampu warna-warni mendominasi setiap rumah malam ini. Hiasan disetiap pohon natal hampir tertutup oleh setiap butiran salju yang turun. Jalan yang dipenuhi tumpukan salju sudah dibersihkan oleh petugas kebersihan tadi sore. Kini anak-anak bebas berpijak tanpa takut jatuh. Shena tersenyum,kala melihat seorang anak laki-laki menjahili teman perempuannya. Sepertiku,dulu. Batinnya.
"Shena!" Panggil seseorang. Shena menoleh,matanya mendapati hanbin berdiri tak jauh darinya. Tengah tersenyum lebar. Lalu menghampiri shena. "Kau sudah menunggu lama ya?" Tanya hanbin. Shena menggeleng. "Tidak juga" "Maaf ya,tadi jinhwan hyung menyuruhku membeli soda untuk teman-temannya. Maaf aku terlambat" hanbin menggaruk tengkuknya yg tidak gatal. "Baiklah,aku maafkan. Jadi kau mau mengajakku kemana?" Tanya shena. "Rahasia" tangan hanbin langsung menelusup diantara jari-jari shena menghiraukan wajah shena yang terkejut. ㅇ ㅇ "Well,jadi kau ingin mengajakku nonton?" Shena melipat tangannya didepan dadanya. Menebak ajakan hanbin yang tiba-tiba membawa shena ke tempat bioskop. "Kau mau kan?" Hanbin balik bertanya. "Oh ayolah kim hanbin,ada film yang sangat ingin kutonton saat ini! Ayo" shena memekik senang. Hanbin bahkan ikut tersenyum kala melihat shena tersenyum. Entahlah. Bagaikan hipnotis. Untuk malam spesial kali ini -setidaknya begitu menurut hanbin- iya rela mengantri untuk membeli tiket bioskop sementara shena duduk menunggu sambil menikmati bubble tea-nya. Sepuluh menit lamanya hanbin mengantri dan akhirnya kembali dengan membawa dua tiket pada shena. "Kau sudah dapat tiketnya?" Tanya shena. Hanbin menunjukan dua tiket ditangannya. "Ayo" "Shena?" Shena menoleh. Matanya membulat. "Kau shena kan?" Seorang pria kini tengah berdiri disampingnya. Pria tinggi dengan rambut hitam lurus dan jaket hitam. Mata yang lumayan sipit. Serta senyum yang khas. "Hebat ya kita bisa bertemu lagi disini" ucap pria tersebut. "Tunggu,kau siapa?" Hanbin yang merasa asing pada pria tersebut akhirnya bertanya. "Aku taehyung,kau siapa? Pacar shena?" Balas taehyung. "Aku hanbin dan aku..bukan pacarnya" jawab hanbin ragu. "Benarkah? Oke. Hei shena,apa kau tidak merindukanku huh?" Taehyung tersenyum lebar. Senyum khasnya. Shena terkesiap. "Apa?" Taehyung terkekeh. "Kau masih lucu seperti dulu" "Oppa,aku harus pergi. Ayo hanbin oppa" cepat-cepat shena menarik tangan hanbin menjauhi taehyung. Meninggalkan taehyung dengan wajah bingungnya. "Oke,oke. Siapa dia?" Tanya hanbin ketika mereka telah berada disebuah taman. "Kau menginterogasiku?" Shena menaikan alisnya. "Bukan itu. Maksudku,apa kau kenal dengannya?" Hanbin mengubah pertanyaannya. "Well,dia..mantan pacarku dulu" shena menundukkan kepalanya. Hanbin membulatkan matanya. "Kau serius?" Shena mengangguk pelan. "Maaf..kita tidak jadi nonton karena aku" "Tidak apa-apa. Tapi,apa kau sudah melupakannya?" "Lupakan apa?" "Taehyung" "Hei dia lebih tua setahun darimu oppa" "Kau masih peduli ternyata" gumam hanbin. "Kau bilang apa?" Shena menatap hanbin bingung. "Tidak ada. Sekarang kita mau kemana?" "Maaf oppa,sepertinya aku ingin pulang saja. Tiba-tiba moodku hilang" jawab shena lirih. Hanbin mengerutkan dahinya. Karena taehyung ya?,batinnya. "Baiklah,ayo" ㅇ ㅇ ㅇ Shena melangkah semangat dikoridor yang cukup kosong. Tanganya menggenggam erat sebuah kertas. Kakinya terus melangkah,menuntunnya ke sebuah ruangan perpustakaan. Setelah membunguk kecil untuk menyapa penjaga perpustakaan,shena langsung melanjutkan niatnya. Mencari hanbin. Matanya mendapati kim hanbin yang tengah duduk tenang dengan beberapa buku didekatnya. Senyum shena mengembang. Dengan langkah cepat ia menghampiri hanbin. "Hanbin oppa!" Panggilnya. Hanbin menoleh. Lalu tersenyum. Tangannya mengisyaratkan shena untuk duduk disampingnya. "Kau tahu? Aku mendapat nilai A dalam tugas mengaransemenku!" Bisik shena senang. Tangannya mengangkat sebuah kertas yang baru sampai kepadanya 15 menit yang lalu. Hanbin membulatkan matanya. "Benarkah?" Shena mengangguk cepat. "Kau belajar dengan baik" hanbin tersenyum. Tangannya mengusap puncak kepala shena gemas. Shena terkekeh. "Ini karena kau yang mengajariku oppa" Hanbin masih tersenyum. "Sepertinya aku harus mendapatkan bayarannya" goda hanbin. "Tentu saja aku akan mentraktirmu makan hari minggu besok" balas shena. Sekali lagi tanpa izin,hanbin mengacak rambut shena sekaligus mencubit pipinya. Shena mengaduh kesakitan. Pipinya lalu memerah. Hanbin hanya terkekeh melihatnya. Lucu,pikirnya. ㅇ ㅇ ㅇ "Apa kau sudah dengar kita akan kedatangan murid baru?" Tanya yein -teman sebangku shena. Shena mengerutkan keningnya. "Tidak. Memangnya akan ada murid baru ya?" Yein memutar bola matanya malas. "Kau ini selalu tidak update pada segala hal. Ya,akan ada murid baru disini,tapi masuk kelas 3. Berarti dia akan menjadi sunbae kita. Aku dengar murid baru itu tampan" "Benarkah?" "Hei shena,bagaimana kalau kita sama-sama mendekati dia?" Ajak yein. Shena mengernyit. "Untuk apa?" "Ah aku ingat kau sudah ada hanbin sunbae-" "Apanya dengannya?!" Potong shena kesal. "Apa? Apa kau sudah putus dengan hanbin sunbae?" Tanya yein penasaran. "Memangnya sejak kapan aku jadi pacarnya?" Shena memutar bola matanya. Dirinya terlampau malas jika ditanya akan hubungannya dengan hanbin. "Jadi kalian belum pacaran juga? Lama sekali. Padahal sudah 2 tahun kalian bersama-sama " cibir yein. "Eish aku tidak ingin berpacaran" jawab shena asal. TAK! Seseorang memukul papan tulis dengan pengaris panjang. Itu Shin Sonsaengnim. Dengan cepat semua murid membenarkan posisi duduknya. "Selamat pagi semua" sapa shin songsaem. "Pagi" jawab murid kompak. ㅇ ㅇ ㅇ Bel pulang telah berbunyi. Shena tengah menungu hanbin didepan pintu gerbang. Kakinya terus bergerak-gerak untuk melepaskan rasa bosan. "Shena" "Oppa- oh,kau" bukan hanbin yang memanggilnya. Tapi taehyung. Tubuh shena menegang. Taehyung memakai seragam yang sama dengannya. Ternyata taehyung murid baru disekolahnya. "Aku ingin bicara padamu" raut wajah taehyung berubah serius. ㅇ "Kau ingin bicara apa? Tolong cepat,aku takut hanbin oppa menungguku" ucap shena ketika mereka telah berada di taman belakang sekolah. "Apa kau tidak merindukanku shen?" Tanya taehyung. Shena terdiam. "Aku tidak tahu" "Aku minta maaf" taehyung menundukan kepalanya. "Untuk apa?" "Karena sudah meninggalkanmu" Pandangan shena mulai mengabur. "Tidak,aku justru berterima kasih padamu. Sejak kau pergi,hanbin oppa datang menemaniku" Taehyung menatap shena lirih. "Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan hanbin?" "Kau tidak perlu tahu. Bolehkah aku pergi sekarang?" Shena memalingkan wajahnya. Berusaha agar taehyung tidak melihat airmata yang sudah menggenang dipelupuk matanya. "Shena..aku merindukanmu" lirih taehyung. "Aku harus menemui hanbin oppa" shena berbalik cepat,lalu melangkah pergi. "Aku tahu kau masih ada perasaan padaku kan?" Shena menghentikan langkahnya. Pertanyaan taehyung bagaikan petir yang menyambar disiang hari dalam musim dingin. "Aku tahu kau merindukanku. Aku tahu kita masih bisa mengulangnya seperti dulu" taehyung melangkah mendekati shena. Memutar badan shena,lalu memeluknya. Shena lantas terisak. Ia sekarang tahu bahwa ia merindukan sosok taehyung disisinya. Tapi akal sehatnya mengingatkannya pada hanbin yang kini tengah menunggunya didepan gerbang sekolah. "Aku harus pergi" shena melepaskan pelukan taehyung. Kemudian melangkah pergi. Taehyung tidak menahannya kali ini. Ia sangat merindukan sosok shena. Memang salahnya mengapa ia tidak memberitahu shena akan kepergiannya ke california 2 tahun yang lalu. ㅇ "shena!" panggil hanbin saat melihat shena berjalan kearahnya. "kau baik-baik saja?" tanya hanbin kendati melihat mata shena yang sembab. "kau-" "aku baik-baik saja. ayo kita pulang" shena mendongak. menatap hanbin sambil tersenyum kecil. "baiklah" ㅇ ㅇ ㅇ suara dentingan gelas mendominasi ruangan. aroma kopi yang sangat khas menyebar ke seluruh ruangan. Taehyung menyesap kopinya. Sesekali ia menoleh ke jendela,melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan kesibukannya. "Kau disini rupanya" seorang pria langsung duduk bersebrangan dengan taehyung. Taehyung menoleh. "Kau datang juga hyung" "Yah. Sudah lama sekali ya kita tak bertemu" ucap pria tersebut. "Sudah 2 tahun hyung. Omong-omong namamu tidak berubah kan?" Tanya taehyung. "Tentu saja bodoh. Namaku tetap sama,park jimin" balas jimin. "Dan berhentilah memanggilku hyung" lanjutnya. Taehyung terkekeh. "Kau memang lebih tua dariku kan?" "Hanya beda 2 bulan. Kita kan lahir di tahun yang sama" jawab jimin kesal. "Baiklah baiklah. Hyung,kau ingat shena?" Wajah taehyung berubah serius. "Shena? Pacarmu?" Taehyung mengangguk. "Sepertinya sudah bukan kekasihku" "Wae? Kau putus dengannya?" Tanya jimin. "Tidak pernah ada kata putus hyung. Hanya saja aku yang meninggalkannya begitu saja" lirih taehyung. Jimin memutar bola matanya. "Jadi kau ke california tanpa memberitahukannya?!" Taehyung mengangguk pelan. "Bodoh" "Apa hyung?" "Kubilang berhenti memanggilku hyung" Taehyung terdiam. Ia tahu jimin menganggapnya bodoh. Ia pun mengakuinya. Ia salah. Ia tak pantas dengan shena. Namun ia masih mencintainya. "Jadi apa masalahmu? Tanya jimin. Ada jeda beberapa saat. Taehyung berpikir apakah jimin akan membantunya atau sebaliknya. "Shena terlihat menghindariku" "Lalu?" "Dan kulihat dia dekat dengan pria bernama hanbin" lanjut taehyung. Jimin menghela nafas kasar. " kau sudah menyakiti shena. Kau tahu?" "Ya,aku tahu" "Biarkan shena memilih jalannya" ㅇ ㅇ ㅇ Shena menatap pantulan dirinya didepan cermin. Balutan dress putih selutut dengan pita coklat dipinggangnya membuatnya tampak anggun. Tak lupa ia memakai kaus kaki sepanjang lututnya,mengingat ini masih musim dingin. Rambutnya diurai bebas,menampakkan siluet warna kemerahan -shena pernah mewarnainya. Ia tersenyum. Hari ini ia akan pergi bersama hanbin. TOK TOK. Pintu kamar shena terbuka. "Shena ada yang- oh ya ampun kau cantik sekali!" Pekik kakak shena diambang pintu. Shena terkekeh. " kau terkejut sekali sepertinya eonni" Rena -kakak shena- menatap adiknya dari atas kebawah. "Kau ada kencan ya?" "Apa? Yang benar sa-" "Ah benar,aku belum lihat siapa yang menjemputmu. Itu pasti pacarmu!" Rena langsung melesat pergi kebawah. "Kenapa orang selalu menganggapku dan hanbin oppa sepasang kekasih sih?" Shena menggerutu. Diambilnya tas dan ponselnya,lalu melesat kebawah. Hanbin berdiri didepan pagar rumah shena. Sesekali melihat arloji ditangan kirinya. Setelan kaos putih dengan jaket hitam membuat hanbin terlihat lebih tampan. Pintu rumah shena terbuka. Hanbin cepat-cepat menoleh. "Oh kau pacarnya shena? Ayo masuk terlebih dahulu" ucap seorang yeoja yang hanbin kenal. Rena,kakak shena. "Ah tidak perlu,aku akan menunggunya disini dan omong-omong aku bukan pa-" "Kau tampan juga. Kenapa shena selalu mendapat pacar yang tampan sih?" Gerutu rena. "Eonni! Kau sedang apa?" Shena tiba-tiba muncul disamping rena. "Kau buat kaget saja. Ya sudah pergi sana dengan pacarmu" tangan rena membuat gerakan mengusir shena. Shena mencibir. Lalu menghampiri hanbin. "Ayo cepat kita berangkat" "Nuna,aku ajak shena jalan-jalan dulu ya" ucap hanbin pada rena. "Jaga dia arra? Jangan pulang larut malam" rena lantas masuk kedalam rumah lalu menutup pintu. "Jadi-" "Kau cantik sekali" potong hanbin sambil tersenyum. Pipi shena terasa panas. Semburat merah mulai nampak dipipinya. Hanbin terkekeh lalu mencubit pipinya shena gemas. "Kau yakin memakai baju seperti ini?" "Memangnya kenapa? Lagi pula mantelku masih ada padamu kan? Jangan bilang kau tidak membawanya?" Mata shena memicing. "Tentu saja aku bawa. Ada didalam mobil. Ayo kita jalan" "Kajja" ㅇ ㅇ ㅇ Shena dan hanbin sampai didepan sebuah restaurant kecil didaerah itaewon. Restaurant yang didesain modern ini hampir dipenuhi oleh remaja lainnya. Shena dan hanbin masuk kedalam. Mereka mencari tempat yang kosong. Syukurlah ada tempat kosong bagian halaman belakang. "Kau ingin memesan apa?" Tanya hanbin. "Seharusnya aku yang bertanya. Bukankah aku ingin mentraktirmu karena kau sudah mengajariku mengaransemen lagu?" Shena tersenyum. "Ah iya kau benar,kalau begitu aku ingin memesan pancake madu saja" ucap hanbin pada butler. "Kalau begitu dua pancake madu dan dua hot chocolatenya" ucap shena. Shena dan hanbin sama-sama terdiam. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. "Shena-" "Oppa-" Keduanya tertawa bersama. "Kau lebih dulu" ucap hanbin. "Oke. Aku hanya ingin bertanya apa kau sudah tahu tentang murid baru disekolah kita?" Shena menatap hanbin ragu. "Murid baru? Aku sudah mendengarnya,tapi aku belum tahu siapa" jawab hanbin. Shena menghela nafas. "Kau benar-benar tidak tahu?" Hanbin mengangguk pasti. "Siapa?" "Dia.." shena menggigit bibir bawahnya. "Taehyung oppa" Keheninganmu terjadi beberapa saat. Hanbin terdiam. Yang hanbin tahu taehyung adalah mantan kekasih shena. Dan sekarang dia satu sekolah dengannya dan shena. "Aku hanya takut kau diganggu olehnya" ucap shena. "Jadi itu alasannya mengapa kau menangis waktu itu?" Tanya hanbin. Shena terkesiap. "Itu.." "Aku menyukaimu shena-ya" TO BE CONTINUED.... |