Lampu warna-warni mendominasi setiap rumah malam ini. Hiasan disetiap pohon natal hampir tertutup oleh setiap butiran salju yang turun. Jalan yang dipenuhi tumpukan salju sudah dibersihkan oleh petugas kebersihan tadi sore. Kini anak-anak bebas berpijak tanpa takut jatuh. Shena tersenyum,kala melihat seorang anak laki-laki menjahili teman perempuannya. Sepertiku,dulu. Batinnya.
"Shena!" Panggil seseorang.
Shena menoleh,matanya mendapati hanbin berdiri tak jauh darinya. Tengah tersenyum lebar. Lalu menghampiri shena.
"Kau sudah menunggu lama ya?" Tanya hanbin.
Shena menggeleng. "Tidak juga"
"Maaf ya,tadi jinhwan hyung menyuruhku membeli soda untuk teman-temannya. Maaf aku terlambat" hanbin menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.
"Baiklah,aku maafkan. Jadi kau mau mengajakku kemana?" Tanya shena.
"Rahasia" tangan hanbin langsung menelusup diantara jari-jari shena menghiraukan wajah shena yang terkejut.
ㅇ
ㅇ
"Well,jadi kau ingin mengajakku nonton?" Shena melipat tangannya didepan dadanya. Menebak ajakan hanbin yang tiba-tiba membawa shena ke tempat bioskop.
"Kau mau kan?" Hanbin balik bertanya.
"Oh ayolah kim hanbin,ada film yang sangat ingin kutonton saat ini! Ayo" shena memekik senang. Hanbin bahkan ikut tersenyum kala melihat shena tersenyum. Entahlah. Bagaikan hipnotis.
Untuk malam spesial kali ini -setidaknya begitu menurut hanbin- iya rela mengantri untuk membeli tiket bioskop sementara shena duduk menunggu sambil menikmati bubble tea-nya. Sepuluh menit lamanya hanbin mengantri dan akhirnya kembali dengan membawa dua tiket pada shena.
"Kau sudah dapat tiketnya?" Tanya shena.
Hanbin menunjukan dua tiket ditangannya. "Ayo"
"Shena?" Shena menoleh. Matanya membulat.
"Kau shena kan?" Seorang pria kini tengah berdiri disampingnya.
Pria tinggi dengan rambut hitam lurus dan jaket hitam. Mata yang lumayan sipit. Serta senyum yang khas.
"Hebat ya kita bisa bertemu lagi disini" ucap pria tersebut.
"Tunggu,kau siapa?" Hanbin yang merasa asing pada pria tersebut akhirnya bertanya.
"Aku taehyung,kau siapa? Pacar shena?" Balas taehyung.
"Aku hanbin dan aku..bukan pacarnya" jawab hanbin ragu.
"Benarkah? Oke. Hei shena,apa kau tidak merindukanku huh?" Taehyung tersenyum lebar. Senyum khasnya.
Shena terkesiap. "Apa?"
Taehyung terkekeh. "Kau masih lucu seperti dulu"
"Oppa,aku harus pergi. Ayo hanbin oppa" cepat-cepat shena menarik tangan hanbin menjauhi taehyung. Meninggalkan taehyung dengan wajah bingungnya.
"Oke,oke. Siapa dia?" Tanya hanbin ketika mereka telah berada disebuah taman.
"Kau menginterogasiku?" Shena menaikan alisnya.
"Bukan itu. Maksudku,apa kau kenal dengannya?" Hanbin mengubah pertanyaannya.
"Well,dia..mantan pacarku dulu" shena menundukkan kepalanya.
Hanbin membulatkan matanya. "Kau serius?"
Shena mengangguk pelan. "Maaf..kita tidak jadi nonton karena aku"
"Tidak apa-apa. Tapi,apa kau sudah melupakannya?"
"Lupakan apa?"
"Taehyung"
"Hei dia lebih tua setahun darimu oppa"
"Kau masih peduli ternyata" gumam hanbin.
"Kau bilang apa?" Shena menatap hanbin bingung.
"Tidak ada. Sekarang kita mau kemana?"
"Maaf oppa,sepertinya aku ingin pulang saja. Tiba-tiba moodku hilang" jawab shena lirih.
Hanbin mengerutkan dahinya. Karena taehyung ya?,batinnya.
"Baiklah,ayo"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena melangkah semangat dikoridor yang cukup kosong. Tanganya menggenggam erat sebuah kertas. Kakinya terus melangkah,menuntunnya ke sebuah ruangan perpustakaan. Setelah membunguk kecil untuk menyapa penjaga perpustakaan,shena langsung melanjutkan niatnya. Mencari hanbin.
Matanya mendapati kim hanbin yang tengah duduk tenang dengan beberapa buku didekatnya. Senyum shena mengembang. Dengan langkah cepat ia menghampiri hanbin.
"Hanbin oppa!" Panggilnya.
Hanbin menoleh. Lalu tersenyum. Tangannya mengisyaratkan shena untuk duduk disampingnya.
"Kau tahu? Aku mendapat nilai A dalam tugas mengaransemenku!" Bisik shena senang. Tangannya mengangkat sebuah kertas yang baru sampai kepadanya 15 menit yang lalu.
Hanbin membulatkan matanya. "Benarkah?"
Shena mengangguk cepat.
"Kau belajar dengan baik" hanbin tersenyum. Tangannya mengusap puncak kepala shena gemas.
Shena terkekeh. "Ini karena kau yang mengajariku oppa"
Hanbin masih tersenyum. "Sepertinya aku harus mendapatkan bayarannya" goda hanbin.
"Tentu saja aku akan mentraktirmu makan hari minggu besok" balas shena. Sekali lagi tanpa izin,hanbin mengacak rambut shena sekaligus mencubit pipinya.
Shena mengaduh kesakitan. Pipinya lalu memerah. Hanbin hanya terkekeh melihatnya. Lucu,pikirnya.
ㅇ
ㅇ
ㅇ
"Apa kau sudah dengar kita akan kedatangan murid baru?" Tanya yein -teman sebangku shena.
Shena mengerutkan keningnya. "Tidak. Memangnya akan ada murid baru ya?"
Yein memutar bola matanya malas. "Kau ini selalu tidak update pada segala hal. Ya,akan ada murid baru disini,tapi masuk kelas 3. Berarti dia akan menjadi sunbae kita. Aku dengar murid baru itu tampan"
"Benarkah?"
"Hei shena,bagaimana kalau kita sama-sama mendekati dia?" Ajak yein.
Shena mengernyit. "Untuk apa?"
"Ah aku ingat kau sudah ada hanbin sunbae-"
"Apanya dengannya?!" Potong shena kesal.
"Apa? Apa kau sudah putus dengan hanbin sunbae?" Tanya yein penasaran.
"Memangnya sejak kapan aku jadi pacarnya?" Shena memutar bola matanya. Dirinya terlampau malas jika ditanya akan hubungannya dengan hanbin.
"Jadi kalian belum pacaran juga? Lama sekali. Padahal sudah 2 tahun kalian bersama-sama " cibir yein.
"Eish aku tidak ingin berpacaran" jawab shena asal.
TAK!
Seseorang memukul papan tulis dengan pengaris panjang. Itu Shin Sonsaengnim. Dengan cepat semua murid membenarkan posisi duduknya.
"Selamat pagi semua" sapa shin songsaem.
"Pagi" jawab murid kompak.
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Bel pulang telah berbunyi. Shena tengah menungu hanbin didepan pintu gerbang. Kakinya terus bergerak-gerak untuk melepaskan rasa bosan.
"Shena"
"Oppa- oh,kau" bukan hanbin yang memanggilnya. Tapi taehyung. Tubuh shena menegang. Taehyung memakai seragam yang sama dengannya. Ternyata taehyung murid baru disekolahnya.
"Aku ingin bicara padamu" raut wajah taehyung berubah serius.
ㅇ
"Kau ingin bicara apa? Tolong cepat,aku takut hanbin oppa menungguku" ucap shena ketika mereka telah berada di taman belakang sekolah.
"Apa kau tidak merindukanku shen?" Tanya taehyung.
Shena terdiam. "Aku tidak tahu"
"Aku minta maaf" taehyung menundukan kepalanya.
"Untuk apa?"
"Karena sudah meninggalkanmu"
Pandangan shena mulai mengabur. "Tidak,aku justru berterima kasih padamu. Sejak kau pergi,hanbin oppa datang menemaniku"
Taehyung menatap shena lirih. "Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan hanbin?"
"Kau tidak perlu tahu. Bolehkah aku pergi sekarang?" Shena memalingkan wajahnya. Berusaha agar taehyung tidak melihat airmata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.
"Shena..aku merindukanmu" lirih taehyung.
"Aku harus menemui hanbin oppa" shena berbalik cepat,lalu melangkah pergi.
"Aku tahu kau masih ada perasaan padaku kan?" Shena menghentikan langkahnya. Pertanyaan taehyung bagaikan petir yang menyambar disiang hari dalam musim dingin.
"Aku tahu kau merindukanku. Aku tahu kita masih bisa mengulangnya seperti dulu" taehyung melangkah mendekati shena. Memutar badan shena,lalu memeluknya.
Shena lantas terisak. Ia sekarang tahu bahwa ia merindukan sosok taehyung disisinya. Tapi akal sehatnya mengingatkannya pada hanbin yang kini tengah menunggunya didepan gerbang sekolah.
"Aku harus pergi" shena melepaskan pelukan taehyung. Kemudian melangkah pergi.
Taehyung tidak menahannya kali ini. Ia sangat merindukan sosok shena. Memang salahnya mengapa ia tidak memberitahu shena akan kepergiannya ke california 2 tahun yang lalu.
ㅇ
"shena!" panggil hanbin saat melihat shena berjalan kearahnya.
"kau baik-baik saja?" tanya hanbin kendati melihat mata shena yang sembab.
"kau-"
"aku baik-baik saja. ayo kita pulang" shena mendongak. menatap hanbin sambil tersenyum kecil.
"baiklah"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
suara dentingan gelas mendominasi ruangan. aroma kopi yang sangat khas menyebar ke seluruh ruangan. Taehyung menyesap kopinya. Sesekali ia menoleh ke jendela,melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan kesibukannya.
"Kau disini rupanya" seorang pria langsung duduk bersebrangan dengan taehyung.
Taehyung menoleh. "Kau datang juga hyung"
"Yah. Sudah lama sekali ya kita tak bertemu" ucap pria tersebut.
"Sudah 2 tahun hyung. Omong-omong namamu tidak berubah kan?" Tanya taehyung.
"Tentu saja bodoh. Namaku tetap sama,park jimin" balas jimin. "Dan berhentilah memanggilku hyung" lanjutnya.
Taehyung terkekeh. "Kau memang lebih tua dariku kan?"
"Hanya beda 2 bulan. Kita kan lahir di tahun yang sama" jawab jimin kesal.
"Baiklah baiklah. Hyung,kau ingat shena?" Wajah taehyung berubah serius.
"Shena? Pacarmu?"
Taehyung mengangguk. "Sepertinya sudah bukan kekasihku"
"Wae? Kau putus dengannya?" Tanya jimin.
"Tidak pernah ada kata putus hyung. Hanya saja aku yang meninggalkannya begitu saja" lirih taehyung.
Jimin memutar bola matanya. "Jadi kau ke california tanpa memberitahukannya?!"
Taehyung mengangguk pelan.
"Bodoh"
"Apa hyung?"
"Kubilang berhenti memanggilku hyung"
Taehyung terdiam. Ia tahu jimin menganggapnya bodoh. Ia pun mengakuinya. Ia salah. Ia tak pantas dengan shena. Namun ia masih mencintainya.
"Jadi apa masalahmu? Tanya jimin.
Ada jeda beberapa saat. Taehyung berpikir apakah jimin akan membantunya atau sebaliknya. "Shena terlihat menghindariku"
"Lalu?"
"Dan kulihat dia dekat dengan pria bernama hanbin" lanjut taehyung.
Jimin menghela nafas kasar. " kau sudah menyakiti shena. Kau tahu?"
"Ya,aku tahu"
"Biarkan shena memilih jalannya"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena menatap pantulan dirinya didepan cermin. Balutan dress putih selutut dengan pita coklat dipinggangnya membuatnya tampak anggun. Tak lupa ia memakai kaus kaki sepanjang lututnya,mengingat ini masih musim dingin. Rambutnya diurai bebas,menampakkan siluet warna kemerahan -shena pernah mewarnainya. Ia tersenyum. Hari ini ia akan pergi bersama hanbin.
TOK TOK. Pintu kamar shena terbuka.
"Shena ada yang- oh ya ampun kau cantik sekali!" Pekik kakak shena diambang pintu.
Shena terkekeh. " kau terkejut sekali sepertinya eonni"
Rena -kakak shena- menatap adiknya dari atas kebawah. "Kau ada kencan ya?"
"Apa? Yang benar sa-"
"Ah benar,aku belum lihat siapa yang menjemputmu. Itu pasti pacarmu!" Rena langsung melesat pergi kebawah.
"Kenapa orang selalu menganggapku dan hanbin oppa sepasang kekasih sih?" Shena menggerutu. Diambilnya tas dan ponselnya,lalu melesat kebawah.
Hanbin berdiri didepan pagar rumah shena. Sesekali melihat arloji ditangan kirinya. Setelan kaos putih dengan jaket hitam membuat hanbin terlihat lebih tampan.
Pintu rumah shena terbuka. Hanbin cepat-cepat menoleh.
"Oh kau pacarnya shena? Ayo masuk terlebih dahulu" ucap seorang yeoja yang hanbin kenal. Rena,kakak shena.
"Ah tidak perlu,aku akan menunggunya disini dan omong-omong aku bukan pa-"
"Kau tampan juga. Kenapa shena selalu mendapat pacar yang tampan sih?" Gerutu rena.
"Eonni! Kau sedang apa?" Shena tiba-tiba muncul disamping rena.
"Kau buat kaget saja. Ya sudah pergi sana dengan pacarmu" tangan rena membuat gerakan mengusir shena.
Shena mencibir. Lalu menghampiri hanbin. "Ayo cepat kita berangkat"
"Nuna,aku ajak shena jalan-jalan dulu ya" ucap hanbin pada rena.
"Jaga dia arra? Jangan pulang larut malam" rena lantas masuk kedalam rumah lalu menutup pintu.
"Jadi-"
"Kau cantik sekali" potong hanbin sambil tersenyum.
Pipi shena terasa panas. Semburat merah mulai nampak dipipinya.
Hanbin terkekeh lalu mencubit pipinya shena gemas. "Kau yakin memakai baju seperti ini?"
"Memangnya kenapa? Lagi pula mantelku masih ada padamu kan? Jangan bilang kau tidak membawanya?" Mata shena memicing.
"Tentu saja aku bawa. Ada didalam mobil. Ayo kita jalan"
"Kajja"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena dan hanbin sampai didepan sebuah restaurant kecil didaerah itaewon. Restaurant yang didesain modern ini hampir dipenuhi oleh remaja lainnya. Shena dan hanbin masuk kedalam. Mereka mencari tempat yang kosong. Syukurlah ada tempat kosong bagian halaman belakang.
"Kau ingin memesan apa?" Tanya hanbin.
"Seharusnya aku yang bertanya. Bukankah aku ingin mentraktirmu karena kau sudah mengajariku mengaransemen lagu?" Shena tersenyum.
"Ah iya kau benar,kalau begitu aku ingin memesan pancake madu saja" ucap hanbin pada butler.
"Kalau begitu dua pancake madu dan dua hot chocolatenya" ucap shena.
Shena dan hanbin sama-sama terdiam. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
"Shena-"
"Oppa-"
Keduanya tertawa bersama.
"Kau lebih dulu" ucap hanbin.
"Oke. Aku hanya ingin bertanya apa kau sudah tahu tentang murid baru disekolah kita?" Shena menatap hanbin ragu.
"Murid baru? Aku sudah mendengarnya,tapi aku belum tahu siapa" jawab hanbin.
Shena menghela nafas. "Kau benar-benar tidak tahu?"
Hanbin mengangguk pasti. "Siapa?"
"Dia.." shena menggigit bibir bawahnya. "Taehyung oppa"
Keheninganmu terjadi beberapa saat. Hanbin terdiam. Yang hanbin tahu taehyung adalah mantan kekasih shena. Dan sekarang dia satu sekolah dengannya dan shena.
"Aku hanya takut kau diganggu olehnya" ucap shena.
"Jadi itu alasannya mengapa kau menangis waktu itu?" Tanya hanbin.
Shena terkesiap. "Itu.."
"Aku menyukaimu shena-ya"
TO BE CONTINUED....
"Shena!" Panggil seseorang.
Shena menoleh,matanya mendapati hanbin berdiri tak jauh darinya. Tengah tersenyum lebar. Lalu menghampiri shena.
"Kau sudah menunggu lama ya?" Tanya hanbin.
Shena menggeleng. "Tidak juga"
"Maaf ya,tadi jinhwan hyung menyuruhku membeli soda untuk teman-temannya. Maaf aku terlambat" hanbin menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.
"Baiklah,aku maafkan. Jadi kau mau mengajakku kemana?" Tanya shena.
"Rahasia" tangan hanbin langsung menelusup diantara jari-jari shena menghiraukan wajah shena yang terkejut.
ㅇ
ㅇ
"Well,jadi kau ingin mengajakku nonton?" Shena melipat tangannya didepan dadanya. Menebak ajakan hanbin yang tiba-tiba membawa shena ke tempat bioskop.
"Kau mau kan?" Hanbin balik bertanya.
"Oh ayolah kim hanbin,ada film yang sangat ingin kutonton saat ini! Ayo" shena memekik senang. Hanbin bahkan ikut tersenyum kala melihat shena tersenyum. Entahlah. Bagaikan hipnotis.
Untuk malam spesial kali ini -setidaknya begitu menurut hanbin- iya rela mengantri untuk membeli tiket bioskop sementara shena duduk menunggu sambil menikmati bubble tea-nya. Sepuluh menit lamanya hanbin mengantri dan akhirnya kembali dengan membawa dua tiket pada shena.
"Kau sudah dapat tiketnya?" Tanya shena.
Hanbin menunjukan dua tiket ditangannya. "Ayo"
"Shena?" Shena menoleh. Matanya membulat.
"Kau shena kan?" Seorang pria kini tengah berdiri disampingnya.
Pria tinggi dengan rambut hitam lurus dan jaket hitam. Mata yang lumayan sipit. Serta senyum yang khas.
"Hebat ya kita bisa bertemu lagi disini" ucap pria tersebut.
"Tunggu,kau siapa?" Hanbin yang merasa asing pada pria tersebut akhirnya bertanya.
"Aku taehyung,kau siapa? Pacar shena?" Balas taehyung.
"Aku hanbin dan aku..bukan pacarnya" jawab hanbin ragu.
"Benarkah? Oke. Hei shena,apa kau tidak merindukanku huh?" Taehyung tersenyum lebar. Senyum khasnya.
Shena terkesiap. "Apa?"
Taehyung terkekeh. "Kau masih lucu seperti dulu"
"Oppa,aku harus pergi. Ayo hanbin oppa" cepat-cepat shena menarik tangan hanbin menjauhi taehyung. Meninggalkan taehyung dengan wajah bingungnya.
"Oke,oke. Siapa dia?" Tanya hanbin ketika mereka telah berada disebuah taman.
"Kau menginterogasiku?" Shena menaikan alisnya.
"Bukan itu. Maksudku,apa kau kenal dengannya?" Hanbin mengubah pertanyaannya.
"Well,dia..mantan pacarku dulu" shena menundukkan kepalanya.
Hanbin membulatkan matanya. "Kau serius?"
Shena mengangguk pelan. "Maaf..kita tidak jadi nonton karena aku"
"Tidak apa-apa. Tapi,apa kau sudah melupakannya?"
"Lupakan apa?"
"Taehyung"
"Hei dia lebih tua setahun darimu oppa"
"Kau masih peduli ternyata" gumam hanbin.
"Kau bilang apa?" Shena menatap hanbin bingung.
"Tidak ada. Sekarang kita mau kemana?"
"Maaf oppa,sepertinya aku ingin pulang saja. Tiba-tiba moodku hilang" jawab shena lirih.
Hanbin mengerutkan dahinya. Karena taehyung ya?,batinnya.
"Baiklah,ayo"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena melangkah semangat dikoridor yang cukup kosong. Tanganya menggenggam erat sebuah kertas. Kakinya terus melangkah,menuntunnya ke sebuah ruangan perpustakaan. Setelah membunguk kecil untuk menyapa penjaga perpustakaan,shena langsung melanjutkan niatnya. Mencari hanbin.
Matanya mendapati kim hanbin yang tengah duduk tenang dengan beberapa buku didekatnya. Senyum shena mengembang. Dengan langkah cepat ia menghampiri hanbin.
"Hanbin oppa!" Panggilnya.
Hanbin menoleh. Lalu tersenyum. Tangannya mengisyaratkan shena untuk duduk disampingnya.
"Kau tahu? Aku mendapat nilai A dalam tugas mengaransemenku!" Bisik shena senang. Tangannya mengangkat sebuah kertas yang baru sampai kepadanya 15 menit yang lalu.
Hanbin membulatkan matanya. "Benarkah?"
Shena mengangguk cepat.
"Kau belajar dengan baik" hanbin tersenyum. Tangannya mengusap puncak kepala shena gemas.
Shena terkekeh. "Ini karena kau yang mengajariku oppa"
Hanbin masih tersenyum. "Sepertinya aku harus mendapatkan bayarannya" goda hanbin.
"Tentu saja aku akan mentraktirmu makan hari minggu besok" balas shena. Sekali lagi tanpa izin,hanbin mengacak rambut shena sekaligus mencubit pipinya.
Shena mengaduh kesakitan. Pipinya lalu memerah. Hanbin hanya terkekeh melihatnya. Lucu,pikirnya.
ㅇ
ㅇ
ㅇ
"Apa kau sudah dengar kita akan kedatangan murid baru?" Tanya yein -teman sebangku shena.
Shena mengerutkan keningnya. "Tidak. Memangnya akan ada murid baru ya?"
Yein memutar bola matanya malas. "Kau ini selalu tidak update pada segala hal. Ya,akan ada murid baru disini,tapi masuk kelas 3. Berarti dia akan menjadi sunbae kita. Aku dengar murid baru itu tampan"
"Benarkah?"
"Hei shena,bagaimana kalau kita sama-sama mendekati dia?" Ajak yein.
Shena mengernyit. "Untuk apa?"
"Ah aku ingat kau sudah ada hanbin sunbae-"
"Apanya dengannya?!" Potong shena kesal.
"Apa? Apa kau sudah putus dengan hanbin sunbae?" Tanya yein penasaran.
"Memangnya sejak kapan aku jadi pacarnya?" Shena memutar bola matanya. Dirinya terlampau malas jika ditanya akan hubungannya dengan hanbin.
"Jadi kalian belum pacaran juga? Lama sekali. Padahal sudah 2 tahun kalian bersama-sama " cibir yein.
"Eish aku tidak ingin berpacaran" jawab shena asal.
TAK!
Seseorang memukul papan tulis dengan pengaris panjang. Itu Shin Sonsaengnim. Dengan cepat semua murid membenarkan posisi duduknya.
"Selamat pagi semua" sapa shin songsaem.
"Pagi" jawab murid kompak.
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Bel pulang telah berbunyi. Shena tengah menungu hanbin didepan pintu gerbang. Kakinya terus bergerak-gerak untuk melepaskan rasa bosan.
"Shena"
"Oppa- oh,kau" bukan hanbin yang memanggilnya. Tapi taehyung. Tubuh shena menegang. Taehyung memakai seragam yang sama dengannya. Ternyata taehyung murid baru disekolahnya.
"Aku ingin bicara padamu" raut wajah taehyung berubah serius.
ㅇ
"Kau ingin bicara apa? Tolong cepat,aku takut hanbin oppa menungguku" ucap shena ketika mereka telah berada di taman belakang sekolah.
"Apa kau tidak merindukanku shen?" Tanya taehyung.
Shena terdiam. "Aku tidak tahu"
"Aku minta maaf" taehyung menundukan kepalanya.
"Untuk apa?"
"Karena sudah meninggalkanmu"
Pandangan shena mulai mengabur. "Tidak,aku justru berterima kasih padamu. Sejak kau pergi,hanbin oppa datang menemaniku"
Taehyung menatap shena lirih. "Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan hanbin?"
"Kau tidak perlu tahu. Bolehkah aku pergi sekarang?" Shena memalingkan wajahnya. Berusaha agar taehyung tidak melihat airmata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.
"Shena..aku merindukanmu" lirih taehyung.
"Aku harus menemui hanbin oppa" shena berbalik cepat,lalu melangkah pergi.
"Aku tahu kau masih ada perasaan padaku kan?" Shena menghentikan langkahnya. Pertanyaan taehyung bagaikan petir yang menyambar disiang hari dalam musim dingin.
"Aku tahu kau merindukanku. Aku tahu kita masih bisa mengulangnya seperti dulu" taehyung melangkah mendekati shena. Memutar badan shena,lalu memeluknya.
Shena lantas terisak. Ia sekarang tahu bahwa ia merindukan sosok taehyung disisinya. Tapi akal sehatnya mengingatkannya pada hanbin yang kini tengah menunggunya didepan gerbang sekolah.
"Aku harus pergi" shena melepaskan pelukan taehyung. Kemudian melangkah pergi.
Taehyung tidak menahannya kali ini. Ia sangat merindukan sosok shena. Memang salahnya mengapa ia tidak memberitahu shena akan kepergiannya ke california 2 tahun yang lalu.
ㅇ
"shena!" panggil hanbin saat melihat shena berjalan kearahnya.
"kau baik-baik saja?" tanya hanbin kendati melihat mata shena yang sembab.
"kau-"
"aku baik-baik saja. ayo kita pulang" shena mendongak. menatap hanbin sambil tersenyum kecil.
"baiklah"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
suara dentingan gelas mendominasi ruangan. aroma kopi yang sangat khas menyebar ke seluruh ruangan. Taehyung menyesap kopinya. Sesekali ia menoleh ke jendela,melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan kesibukannya.
"Kau disini rupanya" seorang pria langsung duduk bersebrangan dengan taehyung.
Taehyung menoleh. "Kau datang juga hyung"
"Yah. Sudah lama sekali ya kita tak bertemu" ucap pria tersebut.
"Sudah 2 tahun hyung. Omong-omong namamu tidak berubah kan?" Tanya taehyung.
"Tentu saja bodoh. Namaku tetap sama,park jimin" balas jimin. "Dan berhentilah memanggilku hyung" lanjutnya.
Taehyung terkekeh. "Kau memang lebih tua dariku kan?"
"Hanya beda 2 bulan. Kita kan lahir di tahun yang sama" jawab jimin kesal.
"Baiklah baiklah. Hyung,kau ingat shena?" Wajah taehyung berubah serius.
"Shena? Pacarmu?"
Taehyung mengangguk. "Sepertinya sudah bukan kekasihku"
"Wae? Kau putus dengannya?" Tanya jimin.
"Tidak pernah ada kata putus hyung. Hanya saja aku yang meninggalkannya begitu saja" lirih taehyung.
Jimin memutar bola matanya. "Jadi kau ke california tanpa memberitahukannya?!"
Taehyung mengangguk pelan.
"Bodoh"
"Apa hyung?"
"Kubilang berhenti memanggilku hyung"
Taehyung terdiam. Ia tahu jimin menganggapnya bodoh. Ia pun mengakuinya. Ia salah. Ia tak pantas dengan shena. Namun ia masih mencintainya.
"Jadi apa masalahmu? Tanya jimin.
Ada jeda beberapa saat. Taehyung berpikir apakah jimin akan membantunya atau sebaliknya. "Shena terlihat menghindariku"
"Lalu?"
"Dan kulihat dia dekat dengan pria bernama hanbin" lanjut taehyung.
Jimin menghela nafas kasar. " kau sudah menyakiti shena. Kau tahu?"
"Ya,aku tahu"
"Biarkan shena memilih jalannya"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena menatap pantulan dirinya didepan cermin. Balutan dress putih selutut dengan pita coklat dipinggangnya membuatnya tampak anggun. Tak lupa ia memakai kaus kaki sepanjang lututnya,mengingat ini masih musim dingin. Rambutnya diurai bebas,menampakkan siluet warna kemerahan -shena pernah mewarnainya. Ia tersenyum. Hari ini ia akan pergi bersama hanbin.
TOK TOK. Pintu kamar shena terbuka.
"Shena ada yang- oh ya ampun kau cantik sekali!" Pekik kakak shena diambang pintu.
Shena terkekeh. " kau terkejut sekali sepertinya eonni"
Rena -kakak shena- menatap adiknya dari atas kebawah. "Kau ada kencan ya?"
"Apa? Yang benar sa-"
"Ah benar,aku belum lihat siapa yang menjemputmu. Itu pasti pacarmu!" Rena langsung melesat pergi kebawah.
"Kenapa orang selalu menganggapku dan hanbin oppa sepasang kekasih sih?" Shena menggerutu. Diambilnya tas dan ponselnya,lalu melesat kebawah.
Hanbin berdiri didepan pagar rumah shena. Sesekali melihat arloji ditangan kirinya. Setelan kaos putih dengan jaket hitam membuat hanbin terlihat lebih tampan.
Pintu rumah shena terbuka. Hanbin cepat-cepat menoleh.
"Oh kau pacarnya shena? Ayo masuk terlebih dahulu" ucap seorang yeoja yang hanbin kenal. Rena,kakak shena.
"Ah tidak perlu,aku akan menunggunya disini dan omong-omong aku bukan pa-"
"Kau tampan juga. Kenapa shena selalu mendapat pacar yang tampan sih?" Gerutu rena.
"Eonni! Kau sedang apa?" Shena tiba-tiba muncul disamping rena.
"Kau buat kaget saja. Ya sudah pergi sana dengan pacarmu" tangan rena membuat gerakan mengusir shena.
Shena mencibir. Lalu menghampiri hanbin. "Ayo cepat kita berangkat"
"Nuna,aku ajak shena jalan-jalan dulu ya" ucap hanbin pada rena.
"Jaga dia arra? Jangan pulang larut malam" rena lantas masuk kedalam rumah lalu menutup pintu.
"Jadi-"
"Kau cantik sekali" potong hanbin sambil tersenyum.
Pipi shena terasa panas. Semburat merah mulai nampak dipipinya.
Hanbin terkekeh lalu mencubit pipinya shena gemas. "Kau yakin memakai baju seperti ini?"
"Memangnya kenapa? Lagi pula mantelku masih ada padamu kan? Jangan bilang kau tidak membawanya?" Mata shena memicing.
"Tentu saja aku bawa. Ada didalam mobil. Ayo kita jalan"
"Kajja"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena dan hanbin sampai didepan sebuah restaurant kecil didaerah itaewon. Restaurant yang didesain modern ini hampir dipenuhi oleh remaja lainnya. Shena dan hanbin masuk kedalam. Mereka mencari tempat yang kosong. Syukurlah ada tempat kosong bagian halaman belakang.
"Kau ingin memesan apa?" Tanya hanbin.
"Seharusnya aku yang bertanya. Bukankah aku ingin mentraktirmu karena kau sudah mengajariku mengaransemen lagu?" Shena tersenyum.
"Ah iya kau benar,kalau begitu aku ingin memesan pancake madu saja" ucap hanbin pada butler.
"Kalau begitu dua pancake madu dan dua hot chocolatenya" ucap shena.
Shena dan hanbin sama-sama terdiam. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
"Shena-"
"Oppa-"
Keduanya tertawa bersama.
"Kau lebih dulu" ucap hanbin.
"Oke. Aku hanya ingin bertanya apa kau sudah tahu tentang murid baru disekolah kita?" Shena menatap hanbin ragu.
"Murid baru? Aku sudah mendengarnya,tapi aku belum tahu siapa" jawab hanbin.
Shena menghela nafas. "Kau benar-benar tidak tahu?"
Hanbin mengangguk pasti. "Siapa?"
"Dia.." shena menggigit bibir bawahnya. "Taehyung oppa"
Keheninganmu terjadi beberapa saat. Hanbin terdiam. Yang hanbin tahu taehyung adalah mantan kekasih shena. Dan sekarang dia satu sekolah dengannya dan shena.
"Aku hanya takut kau diganggu olehnya" ucap shena.
"Jadi itu alasannya mengapa kau menangis waktu itu?" Tanya hanbin.
Shena terkesiap. "Itu.."
"Aku menyukaimu shena-ya"
TO BE CONTINUED....