Cast :
-Ryu Shena (OC)
-Kim Hanbin (iKON)
-Kim Taehyung (BTS)
-Do Minhee (OC)
Genre : School-life,,fluff
Rating : T-14
~~~
"Aku menyukaimu shena-ya" hanbin menatap manik mata shena dengan lembut.
Shena terdiam. Ia tak tahu harus berbuat apa dan entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Mulutnya seakan bisu untuk bicara.
Tangan hanbin tahu-tahu menggenggam jemari shena lembut. "Aku tahu kau pasti bingung saat ini. Aku tidak memintamu untuk menjawabnya,aku hanya mengungkapkan isi hatiku"
"Kumohon jangan membahas taehyung saat kau bersamaku" lanjut hanbin.
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Drrtt drrttt
Ponsel shena bergetar diatas meja belajarnya. Nama hanbin tertera dilayar. Hanbin menelponnya. Namun shena tidak menggubrisnya. Dirinya terdiam didekat jendela. Menatap langit malam yang kosong tanpa bintang malam ini. Melainkan butiran-butiran salju yang turun.
"Aku menyukaimu shena-ya"
Kalimat hanbin masih terngiang dipikirannya. Shena bahkan belum yakin akan perasaannya pada hanbin. Sudah dua tahun lamanya ia selalu bersama hanbin. Bahkan shena tidak lupa bagaimana awal pertemuannya dengan hanbin dua tahun yang lalu.
FLASHBASK
Shena berjalan gontai kesebuah supermarket. Kalau bukan karena kakaknya yang sedang sakit,ibunya tidak mungkin menyuruhnya untuk membeli kebutuhan rumah kesupermarket sekarang. Shena sedang sakit. Lebih tepatnya sakit hati. Seminggu yang lalu shena ditinggalkan kekasihnya ke california secara diam-diam. Tanpa ada kata perpisahan dan memutuskan komunikasi begitu saja. Selama seminggu itu juga shena selalu menangis tiap malam. Menatap foto kekasihnya yang terpajang dimeja belajarnya. Matanya selalu sembab. Rambutnya tak terurus. Bahkan makan pun sering terlupakan.
Shena mengambil beberapa bungkus mie instan di rak makanan. Kemudian sambil mendorong trolinya,ia berjalan ke rak bagian perlengkapan mandi. Tiba-tiba sebuah troli menabrak trolinya dari samping. Shena menoleh.
"Maaf,aku tidak sengaja" ucap seorang pria yang menabrak trolinya.
Shena hanya mengangguk kecil lalu kembali memilih sabun yang akan dibelinya.
Beruntung belajaan kali ini tidak banyak. Jadi shena tidak perlu susah payah membawanya. Berhubung rumahnya dekat dengan supermarket ini,maka shena tidak perlu memanggil taxi ataupun harus naik bis. Ia hanya perlu berjalan beberapa puluh meter. Tiba-tiba seorang anak kecil berlari melewatinya dengan membawa pedang mainan. Memang agak menyenggol kantung belanjaannya,tapi tidak apa-apa.
SRET
Suara apa itu? Shena segera melihat kantung belanjaannya. Robek. Bukan robekan kecil. Ini robekan yang besar. Shena panik. Dia harus membawa belanjaannya dengan apa kalau begini?
"Aish jinjja-"
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya seseorang yang berdiri dibelakangnya.
Shena menoleh kebelakang. "Kau?"
"Kau lagi? Kebetulan sekali" pria yang tadi menabrak shena di supermarket tertawa.
Shena mencibir. Seharusnya ia membantu,bukan tertawa. Gumam shena.
"Sini kubantu" pria itu tiba-tiba membantu shena membawa barang-barangnya.
"Rumahmu di blok mana? Ayo kuantar,kebetulan aku juga lewat sini" ucap pria tersebut.
"R-rumahku di blok B-15" jawab shena gugup. Sudah seminggu ia tak bicara pada orang lain. Apalagi pada orang asing.
"Benarkah? Aku di blok B-16. Berarti rumah kita tidak terlalu jauh" ucap pria tersebut sambil berjalan. Shena pun mengikutinya. "Namaku hanbin"
Shena terkesiap. Pria asing disampingnya sepertinya mudah sekali bergaul.
"Siapa namamu?" Tanya hanbin.
"A-aku shena"
FLASHBACK END
Yah. Begitulah awal pertemuannya dengan hanbin. Setelah hari itu,ternyata hanbin menjadi murid pindahan disekolah shena. Sejak itulah mereka akrab. Dan banyak pula yang mengira mereka adalah sepasang kekasih.
"Shena! Ada temanmu dibawah" tiba-tiba rena datang membuka pintu kamar shena tanpa mengetuknya.
Shena menoleh. "Siapa?"
"Teman kecilmu dulu. Tetangga kita dulu,minhee" balas rena malas.
Shena berpikir sejenak. Memutar kembali memorinya ke masa kecilnya.
"Min-minhee do minhee!" Pekik shena ketika otaknya mengingat kawan masa kecilnya yang bernama minhee. Shena langsung melesat turun kebawah menemui minhee.
"Do minhee?" Panggil shena ragu saat melihat seorang yeoja dengan rambut sebahu bergelombang duduk disofa.
Gadis itu menoleh. Lalu tersenyum. "Shena-ya"
Shena duduk disalah satu sofa. Lalu menatap gadis didepannya lekat. "Apa kau benar minhee?"
"Tentu saja shena. Ini aku minhee" minhee terkekeh geli melihat shena yang masih tak percaya.
"Wah,kau sudah sangat cantik minhee-ya" ucap shena.
"Benarkah? Kau juga sangat cantik shena-ya" balas minhee.
"Bagaimana di california?" Tanya shena.
"Disana sangat modern. Dan sedikit padat"
Shena mengangguk. "Sudah berapa tahun kita tidak bertemu ya?"
Minhee menghitung dengan jarinya. "Sepertinya sudah 8 tahun"
"Lama sekali" shena terkekeh. "Jadi kenapa kau kembali kesini minhee?"
Minhee terkesiap. "Aku...menyusul cinta pertamaku"
Mata shena membulat. "C-cinta pertama?"
Minhee mengangguk malu.
"Kau yakin?"
"Tentu saja. Aku sangat mencintainya. Dua minggu yang lalu dia pulang ke korea. Maka dari itu aku ingin menyusulnya" jelas minhee.
"Tapi kau belum ada hubungan dengannya?" Tanya shena.
"Aku sempat menjadi kekasihnya selama 5 bulan. Lalu kami putus karena dia belum bisa melupakan cinta pertamanya" jawab minhee lirih.
Shena mengangguk paham. "Akan kubantu kau mencari cintamu minhee-ya"
"Benarkah?"
"Tentu"
"Terima kasih shena-ya"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena menatap keluar jendela kelas. Melihat beberapa murid laki-laki yang tengah bermain sepakbola. Matanya terfokus pada salah satu dari mereka. Kim hanbin. Pernyataan hanbin masih menetap dipikirannya.
"Hei shena!" Seseorang menepuk bahu shena.
Shena terkesiap. Lalu menoleh. Yein tengah tersenyum disampingnya.
"Kau kenapa? Daritadi kulihat kau melamun" tanya yein.
"Ah tidak apa-apa" jawab shena tersenyum kecil.
"Kau sedang melihat apa sih?" Tahu-tahu yein memajukan badannya ke dekat jendela. Melihat keluar apa yang mencuri perhatian shena selama beberapa menit yang lalu.
"Yein-a kau ini-"
"Kau sedang melihat hanbin sunbae ya?" Tebak yein yang tepat sasaran.
Shena menggigit bibir bawahnya. "Tidak-"
"Yang benar? Apa kau sudah berpacaran dengannya?" Yein menatap shena intens.
"Kau ini apa sih? Ku bilang kan aku tidak berpacaran dengannya" yein mengangguk. "-yah walaupun dia sudah mengungkapkan perasaannya" gumam shena pelan.
"Apa?" Yein menoleh.
Shena lantas menggeleng cepat. "Tidak,tidak apa-apa"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
"Jadi kau sudah berhasil menghubungi cinta pertamamu?" Tanya shena pada minhee.
Mereka berdua tengah berada disebuah cafe didaerah myeongdong. Tiga hari yang lalu minhee mengajak shena untuk menemui cinta pertamanya. Awalnya shena menolak,karena ia takut hanya akan menjadi pengganggu. Tetapi minhee memaksanya.
Minhee mengangguk. "Sudah. Dia bilang akan menemuiku disini hari ini"
"Sebaiknya aku pindah tempat saat dia datang" ucap shena.
"Tidak perlu-"
"Kalian pasti butuh waktu berdua minhee-ya" shena tersenyum.
"Tapi- bagaimana jika dia membuatku menangis nanti?" Tanya minhee.
"Aku berada tidak jauh darimu minhee-ya"
Drrttt drrttt.
Ponsel minhee bergetar. Dengan cepat minhee mengangkatnya. "Yeoboseyo? Oppa! Kau sebentar lagi sampai? Baiklah hati hati ya"
Minhee menutup telfonnya. "Dia sebentar lagi sampai,kau mau duduk dimana?"
Shena menatap sekelilingnya. Mencari tempat yang strategis untuknya. "Disana"
Shena pun lantas menuju tempat tak jauh dari tempat minhee.
Tak lama kemudian seorang namja masuk kedalam cafe dengan menggunakan masker hitam dan jaket abu-abu. Shena tidak bisa melihat jelas wajahnya. Tapi shena merasa ia mengenali pemilik mata tersebut.
"Oppa!" Panggil minhee pada namja tersebut.
Dia ternyata cinta pertama minhee,pikir shena.
Namja tersebut menghampiri minhee. Minhee segera bangun dari kursinya lalu memeluk namja tersebut. Namja itu tidak membalas pelukan minhee. "Bisakah kau lepaskan aku?"
Minhee terkesiap. Lalu melepas pelukannya perlahan. "Maaf,aku terlalu merindukanmu oppa"
Cih. Dingin sekali. Cibir shena dalam hati.
"Ayo duduk" minhee segera menyuruh namja dihadapannya duduk.
"Apa kau menemukan cinta pertamamu oppa?" Tanya minhee kemudian.
Namja itu lalu membuka maskernya. "Tentu saja"
Seketika nafas shena tercekat. Cinta pertama minhee adalah namja yang paling ia kenal selama ini.
"Walaupun aku sakit mendengarnya,tapi aku tetap menyukaimu oppa" lirih minhee.
"Lupakan saja aku. Cari namja lain"
Suara dering ponsel tiba-tiba berbunyi. Shena terkesiap. Ponselnya yang berdering. Dengan panik ia segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Nama hanbin tertera dilayarnya. Shena semakin panik. Detik berikutnya ia mematikan ponselnya. Shena segera menoleh ketempat minhee,berharap minhee tidak terganggu olehnya.
Tidak. Minhee tengah menundukan kepala saat ini. Tapi namja yang bersama minhee,menatap shena dengan terkejut. Shena terdiam. Pandangan matanya bertemu dengan mata namja tersebut.
"Shena-ya.."
"T-taehyung oppa.."
Taehyung adalah cinta pertama minhee selama ini.
TO BE CONTINUED
-Ryu Shena (OC)
-Kim Hanbin (iKON)
-Kim Taehyung (BTS)
-Do Minhee (OC)
Genre : School-life,,fluff
Rating : T-14
~~~
"Aku menyukaimu shena-ya" hanbin menatap manik mata shena dengan lembut.
Shena terdiam. Ia tak tahu harus berbuat apa dan entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Mulutnya seakan bisu untuk bicara.
Tangan hanbin tahu-tahu menggenggam jemari shena lembut. "Aku tahu kau pasti bingung saat ini. Aku tidak memintamu untuk menjawabnya,aku hanya mengungkapkan isi hatiku"
"Kumohon jangan membahas taehyung saat kau bersamaku" lanjut hanbin.
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Drrtt drrttt
Ponsel shena bergetar diatas meja belajarnya. Nama hanbin tertera dilayar. Hanbin menelponnya. Namun shena tidak menggubrisnya. Dirinya terdiam didekat jendela. Menatap langit malam yang kosong tanpa bintang malam ini. Melainkan butiran-butiran salju yang turun.
"Aku menyukaimu shena-ya"
Kalimat hanbin masih terngiang dipikirannya. Shena bahkan belum yakin akan perasaannya pada hanbin. Sudah dua tahun lamanya ia selalu bersama hanbin. Bahkan shena tidak lupa bagaimana awal pertemuannya dengan hanbin dua tahun yang lalu.
FLASHBASK
Shena berjalan gontai kesebuah supermarket. Kalau bukan karena kakaknya yang sedang sakit,ibunya tidak mungkin menyuruhnya untuk membeli kebutuhan rumah kesupermarket sekarang. Shena sedang sakit. Lebih tepatnya sakit hati. Seminggu yang lalu shena ditinggalkan kekasihnya ke california secara diam-diam. Tanpa ada kata perpisahan dan memutuskan komunikasi begitu saja. Selama seminggu itu juga shena selalu menangis tiap malam. Menatap foto kekasihnya yang terpajang dimeja belajarnya. Matanya selalu sembab. Rambutnya tak terurus. Bahkan makan pun sering terlupakan.
Shena mengambil beberapa bungkus mie instan di rak makanan. Kemudian sambil mendorong trolinya,ia berjalan ke rak bagian perlengkapan mandi. Tiba-tiba sebuah troli menabrak trolinya dari samping. Shena menoleh.
"Maaf,aku tidak sengaja" ucap seorang pria yang menabrak trolinya.
Shena hanya mengangguk kecil lalu kembali memilih sabun yang akan dibelinya.
Beruntung belajaan kali ini tidak banyak. Jadi shena tidak perlu susah payah membawanya. Berhubung rumahnya dekat dengan supermarket ini,maka shena tidak perlu memanggil taxi ataupun harus naik bis. Ia hanya perlu berjalan beberapa puluh meter. Tiba-tiba seorang anak kecil berlari melewatinya dengan membawa pedang mainan. Memang agak menyenggol kantung belanjaannya,tapi tidak apa-apa.
SRET
Suara apa itu? Shena segera melihat kantung belanjaannya. Robek. Bukan robekan kecil. Ini robekan yang besar. Shena panik. Dia harus membawa belanjaannya dengan apa kalau begini?
"Aish jinjja-"
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya seseorang yang berdiri dibelakangnya.
Shena menoleh kebelakang. "Kau?"
"Kau lagi? Kebetulan sekali" pria yang tadi menabrak shena di supermarket tertawa.
Shena mencibir. Seharusnya ia membantu,bukan tertawa. Gumam shena.
"Sini kubantu" pria itu tiba-tiba membantu shena membawa barang-barangnya.
"Rumahmu di blok mana? Ayo kuantar,kebetulan aku juga lewat sini" ucap pria tersebut.
"R-rumahku di blok B-15" jawab shena gugup. Sudah seminggu ia tak bicara pada orang lain. Apalagi pada orang asing.
"Benarkah? Aku di blok B-16. Berarti rumah kita tidak terlalu jauh" ucap pria tersebut sambil berjalan. Shena pun mengikutinya. "Namaku hanbin"
Shena terkesiap. Pria asing disampingnya sepertinya mudah sekali bergaul.
"Siapa namamu?" Tanya hanbin.
"A-aku shena"
FLASHBACK END
Yah. Begitulah awal pertemuannya dengan hanbin. Setelah hari itu,ternyata hanbin menjadi murid pindahan disekolah shena. Sejak itulah mereka akrab. Dan banyak pula yang mengira mereka adalah sepasang kekasih.
"Shena! Ada temanmu dibawah" tiba-tiba rena datang membuka pintu kamar shena tanpa mengetuknya.
Shena menoleh. "Siapa?"
"Teman kecilmu dulu. Tetangga kita dulu,minhee" balas rena malas.
Shena berpikir sejenak. Memutar kembali memorinya ke masa kecilnya.
"Min-minhee do minhee!" Pekik shena ketika otaknya mengingat kawan masa kecilnya yang bernama minhee. Shena langsung melesat turun kebawah menemui minhee.
"Do minhee?" Panggil shena ragu saat melihat seorang yeoja dengan rambut sebahu bergelombang duduk disofa.
Gadis itu menoleh. Lalu tersenyum. "Shena-ya"
Shena duduk disalah satu sofa. Lalu menatap gadis didepannya lekat. "Apa kau benar minhee?"
"Tentu saja shena. Ini aku minhee" minhee terkekeh geli melihat shena yang masih tak percaya.
"Wah,kau sudah sangat cantik minhee-ya" ucap shena.
"Benarkah? Kau juga sangat cantik shena-ya" balas minhee.
"Bagaimana di california?" Tanya shena.
"Disana sangat modern. Dan sedikit padat"
Shena mengangguk. "Sudah berapa tahun kita tidak bertemu ya?"
Minhee menghitung dengan jarinya. "Sepertinya sudah 8 tahun"
"Lama sekali" shena terkekeh. "Jadi kenapa kau kembali kesini minhee?"
Minhee terkesiap. "Aku...menyusul cinta pertamaku"
Mata shena membulat. "C-cinta pertama?"
Minhee mengangguk malu.
"Kau yakin?"
"Tentu saja. Aku sangat mencintainya. Dua minggu yang lalu dia pulang ke korea. Maka dari itu aku ingin menyusulnya" jelas minhee.
"Tapi kau belum ada hubungan dengannya?" Tanya shena.
"Aku sempat menjadi kekasihnya selama 5 bulan. Lalu kami putus karena dia belum bisa melupakan cinta pertamanya" jawab minhee lirih.
Shena mengangguk paham. "Akan kubantu kau mencari cintamu minhee-ya"
"Benarkah?"
"Tentu"
"Terima kasih shena-ya"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
Shena menatap keluar jendela kelas. Melihat beberapa murid laki-laki yang tengah bermain sepakbola. Matanya terfokus pada salah satu dari mereka. Kim hanbin. Pernyataan hanbin masih menetap dipikirannya.
"Hei shena!" Seseorang menepuk bahu shena.
Shena terkesiap. Lalu menoleh. Yein tengah tersenyum disampingnya.
"Kau kenapa? Daritadi kulihat kau melamun" tanya yein.
"Ah tidak apa-apa" jawab shena tersenyum kecil.
"Kau sedang melihat apa sih?" Tahu-tahu yein memajukan badannya ke dekat jendela. Melihat keluar apa yang mencuri perhatian shena selama beberapa menit yang lalu.
"Yein-a kau ini-"
"Kau sedang melihat hanbin sunbae ya?" Tebak yein yang tepat sasaran.
Shena menggigit bibir bawahnya. "Tidak-"
"Yang benar? Apa kau sudah berpacaran dengannya?" Yein menatap shena intens.
"Kau ini apa sih? Ku bilang kan aku tidak berpacaran dengannya" yein mengangguk. "-yah walaupun dia sudah mengungkapkan perasaannya" gumam shena pelan.
"Apa?" Yein menoleh.
Shena lantas menggeleng cepat. "Tidak,tidak apa-apa"
ㅇ
ㅇ
ㅇ
"Jadi kau sudah berhasil menghubungi cinta pertamamu?" Tanya shena pada minhee.
Mereka berdua tengah berada disebuah cafe didaerah myeongdong. Tiga hari yang lalu minhee mengajak shena untuk menemui cinta pertamanya. Awalnya shena menolak,karena ia takut hanya akan menjadi pengganggu. Tetapi minhee memaksanya.
Minhee mengangguk. "Sudah. Dia bilang akan menemuiku disini hari ini"
"Sebaiknya aku pindah tempat saat dia datang" ucap shena.
"Tidak perlu-"
"Kalian pasti butuh waktu berdua minhee-ya" shena tersenyum.
"Tapi- bagaimana jika dia membuatku menangis nanti?" Tanya minhee.
"Aku berada tidak jauh darimu minhee-ya"
Drrttt drrttt.
Ponsel minhee bergetar. Dengan cepat minhee mengangkatnya. "Yeoboseyo? Oppa! Kau sebentar lagi sampai? Baiklah hati hati ya"
Minhee menutup telfonnya. "Dia sebentar lagi sampai,kau mau duduk dimana?"
Shena menatap sekelilingnya. Mencari tempat yang strategis untuknya. "Disana"
Shena pun lantas menuju tempat tak jauh dari tempat minhee.
Tak lama kemudian seorang namja masuk kedalam cafe dengan menggunakan masker hitam dan jaket abu-abu. Shena tidak bisa melihat jelas wajahnya. Tapi shena merasa ia mengenali pemilik mata tersebut.
"Oppa!" Panggil minhee pada namja tersebut.
Dia ternyata cinta pertama minhee,pikir shena.
Namja tersebut menghampiri minhee. Minhee segera bangun dari kursinya lalu memeluk namja tersebut. Namja itu tidak membalas pelukan minhee. "Bisakah kau lepaskan aku?"
Minhee terkesiap. Lalu melepas pelukannya perlahan. "Maaf,aku terlalu merindukanmu oppa"
Cih. Dingin sekali. Cibir shena dalam hati.
"Ayo duduk" minhee segera menyuruh namja dihadapannya duduk.
"Apa kau menemukan cinta pertamamu oppa?" Tanya minhee kemudian.
Namja itu lalu membuka maskernya. "Tentu saja"
Seketika nafas shena tercekat. Cinta pertama minhee adalah namja yang paling ia kenal selama ini.
"Walaupun aku sakit mendengarnya,tapi aku tetap menyukaimu oppa" lirih minhee.
"Lupakan saja aku. Cari namja lain"
Suara dering ponsel tiba-tiba berbunyi. Shena terkesiap. Ponselnya yang berdering. Dengan panik ia segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Nama hanbin tertera dilayarnya. Shena semakin panik. Detik berikutnya ia mematikan ponselnya. Shena segera menoleh ketempat minhee,berharap minhee tidak terganggu olehnya.
Tidak. Minhee tengah menundukan kepala saat ini. Tapi namja yang bersama minhee,menatap shena dengan terkejut. Shena terdiam. Pandangan matanya bertemu dengan mata namja tersebut.
"Shena-ya.."
"T-taehyung oppa.."
Taehyung adalah cinta pertama minhee selama ini.
TO BE CONTINUED